Homo Soloensis : Sejarah, Ciri-Ciri, dan Jenis-Jenis Manusia Purba

Makna dari Homo Soloensis adalah salah satu jenis manusia purba dari Solo. Sebelum kita lahir di dunia ini, bumi memang diisi dengan beberapa jenis manusia purba yang memiliki karakteristik masing-masing. Setiap jenis manusia purba yang ada di dunia ini akan memiliki ciri fisik dan non-fisik berbeda.

Sementara untuk fosil Homo Soloensis sendiri pertama kali ditemukan pada tahun 1931-1933. Fosil dari manusia purba asli Solo ini pertama kali ditemukan oleh 3 orang bernama Gustav Heinrich Ralph von Koeningswald, Ter Haar, dan Oppenoorth.

Pada saat itu, fosil-fosil ini tersebar di beberapa wilayah yang berbeda yakni Sangiran, Sambungmacan, dan Ngandong. Jika Sangiran dan Sambungmacan berada di wilayah Sragen, untuk Ngandong sendiri merupakan salah satu wilayah yang ada di kabupaten Blora.

Sejarah Homo Soloensis

Sejarah Homo Soloensis

Sama halnya seperti jenis manusia purba di Indonesia yang lainnya, manusia purba dari Solo ini juga memiliki sejarah tersendiri di masa hidupnya. Yang dimaksud dengan Homo Soloensis adalah manusia purba yang memiliki kemiripan dengan manusia purba jenis lainnya, yaitu Homo Neanderthal.

Homo Neanderthal merupakan salah satu jenis manusia purba yang berasal dari beberapa benua seperti Afrika, Eropa, hingga Asia. Namun, untuk sejarahnya sendiri akan berbeda dari Homo Neanderthal, dan sejarah dari manusia purba ini adalah:

1. Proses Penemuannya

Peninggalan Homo Soloensis pertama kali ditemukan pada periode tahun 1931-1933 di 3 wilayah yang berbeda.

Proses penemuan peninggalan manusia purba ini diawali dengan seorang sejarawan dari Belanda bernama Ter Haar, yang menelusuri beberapa daerah di sekitar Ngandong, kab, Blora, untuk menemukan beragam fosil hewan berjenis vertebrata.

Namun, di sela-sela aktivitas yang dilakukannya tersebut, Ter Haar beserta 2 rekannya yang lain justru menemukan 2 tulang bagian atas kepala manusia purba ini. Akhirnya, ketiga sejarawan dari Belanda tersebut mulai menelusuri daerah-daerah tersebut untuk mencari peninggalan-peninggalan lainnya.

Sampai pada tahun 1933, Gustav Heinrich Ralph von Koeningswald, Ter Haar, dan Oppenoorth mulai menemukan 11 tengkorak manusia purba dan 5 tulang infra-tengkorak. Selain itu, mereka bertiga juga menemukan 1 pecahan parietal yang dipercaya termasuk salah satu peninggalan dari manusia purba.

Jika melihat dari penelitian yang dilakukan sejarawan Belanda ini, manusia purba asal Solo ini dikatakan sudah hidup sejak 300.000 – 900.000 tahun lalu dan memiliki budaya yang cukup maju serta berkembang.

2. Budayanya yang Maju

Salah satu ciri khas dari manusia purba ini adalah kapasitas otaknya yang besar. Bahkan, kapasitas otak dari manusia purba ini dikatakan tidak kalah jauh dari kapasitas otak manusia zaman sekarang.

Dengan kapasitas otaknya yang tergolong besar, membuat manusia purba ini memiliki budaya kehidupan yang cukup maju.

Bersama dengan Homo Wajakensis, manusia purba dari Solo ini membuka sistem budaya yang ada di daerahnya tersebut. Saat ini, budaya itu lebih sering disebut dengan nama Kebudayaan Ngandong. Beberapa karakteristik dari kebudayaan manusia purba ini adalah:

  • Penggunaan duri ikan pari
  • Penggunaan batu-batuan rusak
  • Penggunaan tulang binatang

Nantinya, ketiga jenis bahan ini akan dijadikan sebagai kapak, tombak, belati, dan alat-alat seperti ini lainnya untuk bertahan hidup di lingkungan yang bebas.

3. Awal-Awal Kepunahan Terjadi

Homo Soloensis adalah salah satu jenis manusia purba di Indonesia yang mulai punah sejak 50.000 tahun yang lalu. Jadi, saat ini hanya ada peninggalan-peninggalannya saja. Ada beberapa jenis faktor yang dipercaya menjadi penyebab atas kepunahan ini, yaitu:

  • Penyebaran penyakit secara berkala
  • Kemampuan sosial yang tergolong rendah
  • Badai meteor yang jatuh ke bumi
  • Dijadikan mangsa oleh para predator
  • Kalah bersaing dengan manusia modern

Namun, ini hanya sebuah perkiraan yang dikatakan oleh beberapa ahli. Sebab, jenis manusia purba Homo Neanderthal punah dengan 3 alasan tersebut. Jadi, karena jenis manusia purba ini dikatakan masuk dalam golongan Homo Neanderthal, para ahli memperkirakan tentang ketiga penyebab itu juga.

Ciri-Ciri Homo Soloensis

Ciri-Ciri Homo Soloensis

Ciri-ciri manusia purba ini dapat dibagi menjadi ciri-ciri fisik dan non-fisik. Jika ciri-ciri fisik Homo Soloensis bisa dilihat langsung dari tubuh dan tulang-tulangnya, untuk ciri-ciri non-fisik hanya bisa dilihat dari kebiasaan hidupnya dulu.

Dengan mengenali apa saja ciri-ciri fisik dan non-fisik yang dimiliki manusia purba ini, kamu bisa lebih mudah untuk membedakan segala jenis manusia purba yang ada di Indonesia. Berikut adalah ciri-ciri lengkapnya:

1. Ciri-Ciri dari Segi Fisik

Keberadaan fosil dari manusia purba ini dapat menjadi bukti atas sejarah kehidupan manusia di zaman dahulu. Sebab, tanpa adanya peninggalan-peninggalan seperti ini, manusia zaman sekarang tidak akan tahu bagaimana kehidupan bumi di 900.000 tahun yang lalu.

Setiap jenis manusia purba yang ada di Indonesia dan seluruh dunia akan memiliki ciri-cirinya tersendiri. Sementara untuk ciri fisik dari Homo Erectus Soloensis adalah:

  • Ukuran hidungnya tergolong lebar
  • Bentuk rangka tengkoraknya adalah tebal, padat, dan lonjong
  • Ukuran rongga matanya tergolong sangat panjang
  • Kapasitas otaknya besar dan dapat mencapai 1300 cc
  • Kisaran tinggi badannya adalah 165-180 cm
  • Terdapat tonjolan di bagian keningnya dan ukurannya cukup tebal serta berbentuk melintang
  • Rahangnya terlihat kuat
  • Gigi gerahamnya tergolong besar

2. Ciri-Ciri dari Segi Non-Fisik

Tidak hanya memiliki ciri-ciri yang bisa dilihat dari tubuhnya langsung, jenis manusia purba ini juga memiliki beberapa ciri yang bisa dilihat dari kebiasaannya. Pada dasarnya, makanan Homo Soloensis adalah ikan, ubi, buah-buahan, dan makanan alami seperti ini lainnya.

Selain memiliki ciri khas pada makanannya, manusia purba ini juga memiliki ciri-ciri non-fisik lainnya. Dalam hal ini, beberapa ciri non-fisik dari Homo Soloensis adalah:

  • Termasuk makhluk omnivora atau pemakan hewan dan tumbuhan
  • Sebagian besar dari mereka hidup di area hutan terbuka
  • Manusia purba pertama yang memanfaatkan keberadaan api untuk memasak
  • Sering berburu dan mengumpulkan makanan untuk bertahan hidup di lingkungan yang bebas
  • Ahli dalam menciptakan alat-alat sederhana namun berguna untuk kelanjutan hidupnya
  • Termasuk manusia purba nomaden atau berpindah-pindah tempat
  • Menggunakan bahasa khusus untuk berkomunikasi dengan sesama

Jenis Manusia Purba Lain yang Ada di Indonesia

Jenis Manusia Purba Lain yang Ada di Indonesia

Warga Indonesia sudah sering menemukan beragam peninggalan manusia purba dengan jenis yang berbeda. Bahkan, ada juga beberapa ahli dari luar negeri yang menemukan peninggalan ini di tanah Indonesia. Pada dasarnya, ada 6 jenis manusia purba yang berasal dari Indonesia, yaitu:

1. Pithecanthropus Erectus

Meski memiliki bentuk fisik yang mirip dengan Homo Erectus Soloensis, tapi Pithecanthropus Erectus memiliki ciri lain yang berbeda. Perbedaan yang paling besar antara kedua jenis manusia purba Indonesia ini terletak pada kapasitas otak yang dimilikinya.

Kapasitas otak Pithecanthropus Erectus sendiri sekitar 750-1350 cc, sehingga kapasitas otaknya cukup di atas manusia purba soloensis. Selain itu, jenis manusia purba ini juga lebih dulu ditemukan pada tahun 1890 oleh seorang ahli bernama Eugene Dubois.

Ciri-ciri Pithecanthropus Erectus adalah memiliki geraham gigi yang kuat, dahinya terlihat menonjol dan lebar, ukuran hidungnya tebal, tubuhnya tidak terlalu tegak, dan rata-rata tingginya sekitar 165-180 cm.

2. Pithecanthropus Mojokertensis

Bisa dilihat dari namanya, fosil manusia purba ini pertama kali ditemukan di daerah Mojokerto, Jawa Timur. Seorang paleontologi bernama Van Koenigswald adalah sosok yang pertama kali menemukan fosil manusia purba ini pada tahun 1939.

Pada saat itu, Van Koenigswald menemukan fosil yang terlihat seperti tulang anak-anak. Berbeda dengan jenis manusia purba yang lainnya, untuk ciri-ciri dari manusia purba ini adalah tidak memiliki dagu, bentuk tubuhnya tegak, rata-rata tingginya 165-180 cm, dan tulang tengkoraknya tebal.

3. Homo Floresiensis

Sebagian besar manusia purba yang diberi nama depan homo, memiliki kebiasaan yang hampir mirip dengan manusia-manusia di zaman sekarang. Bahkan, kemampuan sosialnya tergolong lebih baik dibanding manusia-manusia purba sebelumnya.

Ada beberapa orang yang menyebut Homo Floresiensis sebagai makhluk ekonomi, karena mereka sering melakukan beberapa kegiatan yang mirip dengan manusia-manusia modern. Jenis manusia purba ini pertama kali ditemukan di wilayah Flores pada tahun 2003.

Melalui beberapa penelitian yang telah dilakukan oleh para ahli, diperkirakan jenis manusia purba ini memiliki ciri-ciri seperti bentuk dahinya yang tidak menonjol, tulang rahangnya yang terlihat menonjol, kapasitas otaknya yang hanya mencapai 380 cc, dan tinggi badannya yang hanya sekitar 1 meter.

4. Meganthropus Palaeojavanicus

Daerah Sangiran, Sragen, Jawa Tengah adalah tempat pertama kali manusia purba ini ditemukan. Manusia purba ini disebut dengan nama Meganthropus karena bentuknya yang menyerupai raksasa atau sangat besar.

Manusia purba dengan bentuk tubuh yang menyerupai raksasa ini diperkirakan telah hidup dari 2-1 juta tahun silam. Namun, fosil manusia purba ini baru pertama kali ditemukan pada tahun 1941.

Ciri-ciri yang paling terlihat jelas dari manusia purba ini adalah otot rahangnya yang kuat. Selain itu, manusia purba ini juga memiliki ciri-ciri lain seperti tulang pipi yang tebal, tulang kening yang menonjol, tidak memiliki dagu di bagian bawah wajahnya, dan terdapat tonjolan tajam di belakang kepalanya.

5. Homo Wajakensis

Penemuan manusia purba berjenis Homo Wajakensis ini dikatakan sebagai penemuan manusia purba pertama di Benua Asia. Pada saat itu, B.D. van Rietschoten menemukan fosil manusia purba ini di wilayah Wajak, Tulungagung, Jawa Timur.

Ciri fisik dari Homo Wajakensis cukup berbeda dengan jenis manusia purba Indonesia lainnya. Manusia purba berjenis Homo Wajakensis memiliki ciri-ciri tulang pipi yang menonjol ke samping, jarak antara hidung dan mulut yang cukup berjauhan, serta bentuk wajah yang lebar dan datar.

6. Homo Sapiens

Jika dibandingkan dengan jenis manusia pruba yang lainnya, Homo Sapiens dikatakan sebagai jenis manusia purba dengan usia yang termuda. Bahkan, jenis manusia purba ini hidup dengan kemampuan sosial yang tidak kalah dari manusia-manusia modern.

Mereka memiliki kemampuan berpikir yang cerdas, sehingga dapat bersosialisasi dengan manusia-manusia modern sekalipun. Tidak hanya itu, Homo Sapiens juga memiliki bentuk tengkuk yang mirip dengan manusia zaman sekarang.

Sementara untuk tulang wajah Homo Sapiens terlihat tidak menonjol dan memiliki tulang rahang yang tidak terlalu kuat.

Dengan mengenal apa yang dimaksud dengan Homo Soloensis, kamu jadi bisa menambah ilmu sejarah yang ada dalam dirimu. Dengan begitu, kamu bisa lebih percaya bahwa zaman dahulu bumi ini dikelilingi dengan manusia purba yang memiliki ciri-ciri berbeda satu sama lain.

Baca juga artikel lainnya: