Ayovaksindinkeskdi.id – Tahukah apa arti pretty privilege? Pretty privilege di dunia kerja kini banyak diperbincangkan oleh khalayak umum. Benarkah orang dengan pretty privilege disebut-sebut banyak disukai di tempat kerja? Simak penjelasan mengenai ap aitu pretty privilege di Ayovaksindinkeskdi.
Kata pretty privilege tengah viral dibahas oleh warga TikTok hingga Twitter. Kata tersebut merupakan istilah dari bahasa Inggris, yang digunakan merujuk kepada fenomena sosial di masyarakat, khususnya di tempat kerja.
Banyak orang yang menganggap jika pretty privilege di dunia kerja tak adil. Akhir-akhir ini beredar foto viral, menampakkan para pelamar yang mengenakan topeng saat melakukan wawancara kerja. Lantas sebenarnya apa yang dimaksud dengan pretty privilege?
Arti Pretty Privilege Adalah
Arti pretty privilege dalam bahasa Inggris yakni berasal dari dua kata yakni pretty artinya cantik, sedangkan privilege yakni hak istimewa atau keunggulan. Secara harfiah, arti pretty privilege adalah keunggulan dan kecantikan.
Istilah tersebut mengarah kepada penampilan hingga fisik seseorang. Penampilan seseorang dipercaya sebagai gerbang utama yang bisa menentukan, orang tersebut menarik atau tidak. Oleh karena itu, orang-orang dengan paras yang tampan dan cantik kerap dianggap mempunyai hidup yang mudah.
Hal terkait pretty privilege ini pun terjadi pula di tempat kerja. Tak jarang wanita dinilai dari segi penampilannya, terutama saat melamar kerja bukan karena kredibilitas dan kualitasnya. Tak khayal, jika sebagian wanita berpikir jika penampilan yang menarik menjadi kunci utama atau menjadi privilege tersendiri.
Alasan Pretty Privilege Lebih Disukai
Berdasarkan riset yang dilakukan oleh PARAPUAN tentang body positivity, ternyata hal tersebut membuat para responden mengaku takut untuk tampil apa adanya. Hal tersebut dibuktikan dari data sebanyak 41,6 persen dari 771 responden yang diambil, wanita Indonesia mengakui hal tersebut.
Pada riset tersebut mengungkapkan, alasan para responden wanita takut untuk tampil apa adanya. Salah satunya adalah takut tak bisa mendapatkan kesempatan lebih luas dalam kariernya. Wanita ternyata menilai citra tubuhnya sendiri di mana sangat dipengaruhi oleh media massa.
Hal itu terjadi karena 28,2 persen responden mengakui, bahwa mereka tidak puas dengan tubuhnya sendiri. Mereka menganggap kecantikkan dapat menjadi privilege di dalam hidup. Sebuah riset yang dilakukan oleh Eva Sierminska (2015) membuktikan, jika pekerja yang atraktif secara segi penampilan mempunya penghasilan 15 persen lebih besar, dari mereka yang dianggap tidak atau kurang atraktif.
Bisa dikatakan bahwa, karyawan yang mempunyai penampilan yang menarik akan memberikan keuntungan yang lebih untuk suatu perusahaan. Terlebih, jika pekerjaan itu mengharuskan untuk berinteraksi dengan klien atau konsumen.
Tak dapat dipungkiri, jika banyak orang yang nampak lebih menyukai untuk berinteraksi dengan orang yang memiliki penampilan yang menarik. Eva Sierminska mengatakan bahwa, orang dengan penampilan yang kurang menarik, harus lebih produktif dan bekerja lebih keras agar bisa memperoleh upah yang sama.
Sementara, orang dengan penampilan menarik lebih mudah atau sering menerima panggilan untuk melakukan wawancara. Hal itu bisa menunjukkan jika pemberi pekerjaan menilai, mereka yang tak berpenampilan menarik dianggap kurang mampu dalam pekerjaan.
Fenomena inilah yang ramai dikenal dengan sebutan beautu privilege atau pretty privilege. Di mana banyak orang yang menganggap untuk memenuhi standar kecantikan bisa mempunyai privilege yang tak dimiliki oleh orang lain yang berpenampilan biasa saja.
Dilansir dari My Imperfect Life, standar kecantikan yang dimaksud yakni biasanya terpusat pada ras kaukasia, di antaranya kulit putih, tubuh yang kurus, fitur wajah simetris, dan tinggi. Mungkin sudah tak asing lagi, jika seseorang semakin dekat dengan standar itu, maka akan dianggap semakin istimewa oleh orang-orang di sekitarya, tak terkecuali di tempat kerja.
Meskipun orang tersebut tak terbukti lebih baik di bidang pekerjaannya, namun orang yang memiliki pretty privilege tersebut cenderung lebih mudah untuk mendapatkan apapun. Dan ternyata ada alasan tersendiri, mengapa masyarakat menyukai pretty privilege.
Alasannya yakni kecenderungan mempunyai kepercayaan diri lebih tinggi dari orang yang tak memiliki hak istimewa tersebut. Dikatakan John Briggs seorang broadcaster dan coach, secara ekonomi bahwa orang yang pretty privilege tak lebih kreatif atau produktif dari orang biasa.
Namun, mereka memiliki kepercayaan diri yang tinggi untuk penampilan. Sehingga banyak perekrut pekerjaan yang menilai kepercayaan diri itu sebagai sifat yang menarik. Di sisi lain, Stefanie K. Johnson dan Leah D. Sheppard melakukan penilitian dan menghasilkan jika wanita berpenampilan menarik justru dianggap kurang dapat dipercaya.
Kedua peneliti itu menyebut bahwa sebagai femme fatale effect, yakni istilah yang merujuk kepada perempuan yang manipulative. Dalam studi itu mengatakan jika wanita berpenampilan menarik justru dianggap sangat berbahaya.
Sebab, dalam studi itu menekankan jika orang berpenampilan menarik itu bisa diremehkan karena ada rasa ketidakpercayaan diri, ketakutan, dan kecemburuan dari rekan kerjanya. Hal tersebut disebabkan karena ada rasa curiga dari rekan kerja, baik laki-laki atau perempuan.
Banyak yang menganggap jika wanita berpenampilan menarik, menggunakan itu hanya untuk mendapatkan pekerjaan penugasan yang menguntungkan dan promosi.
Pretty privilege di dunia kerja kerap dianggap menguntungkan untuk wanita berpenampilan menarik mempunyai kekurangan tersendiri. Namun pada kenyataannya, wanita berpenampilan menarik bisa dipandang sebelah mata. Lantaran dianggap hanya menggunakan kecantikkannya hanya untuk mendapatkan hak istimewa, yang tak dimiliki oleh rekan kerja yang lainnya.
Itulah penjelasan mengenai arti pretty privilege dan pembahasan alasan hal tersebut disukai di dunia kerja. Semoga membantu ya.
Baca Juga: