Apa Itu Black Friday, Sejarah Hari Belanja Diskon Besar

Tepat pada Jumat (25/11/2022) Apa itu Black Friday kini tengah menjadi sorotan dan perbincangan dunia.

Momen Black Friday dirayakan setiap hari Jumat setelah perayaan Thanksgiving setiap tahunnya.

Pada tahun 2022, Black Friday jatuh di hari Jumat keempat di bulan November 2022 yakni 25 November 2022.

Ternyata masih banyak orang yang belum tahu apa itu Black Friday, asal-usul dan sejarah perayaan tersebut.

Di bawah ini akan dijelaskan mengenai apa itu Black Friday, asal-usul hingga sejarahnya yang perlu kamu ketahui.

Apa Itu Black Friday?

apa itu black friday

Black Friday atau Jumat Hitam namanya mungkin terdengar sedikit menyaramkan, namun hari tersebut tidak ada hubungannya sama sekali dengan mistis.

Justru, Black Friday berkaitan dengan hari belanja yang penuh dengan diskon besar-besaran.

Dilansir dari The Balance, Black Friday merupakan bagian dari musim belanja liburan.

Diskon yang ada tidak hanya diberikan oleh toko-toko besar ternama, namun juga para pengecer.

Black Friday adalah hari Jumat setelah peringatan Thanksgiving, di mana sebagian besar orang menjadikannya sebagai hari untuk berbelanja dalam persiapan Natal.

Salah satu negara yang menjadikan Black Friday sebagai salah satu hari belanja utama tahunan adalah Amerika Serikat.

Meski tidak diakui sebagai libur resmi Amerika Serikat, di hari Black Friday banyak karyawan menjadikannya hari libur, kecuali mereka yang kerja di bagian ritel.

Sejarah Black Friday

Black Friday adalah nama informal yang digunakan untuk menggambarkan hari setelah Thanksgiving.

Bisa disebut, bahwa Black Friday merupakan hari belanja tersibuk dalam satu tahun.

Dilansir dari web resmi Black Friday, Black Friday ternyata memiliki sejarah yang cukup kelam.

Sejarah Black Friday dan Krisis Keuangan AS

Asal-usul Black Friday ini bermula dari krisis keuangan hingga akhirnya dirayakan sebagai hari untuk berbelanja.

Istilah Black Friday dikenal sejak tahun 1869, tepatnya pada 24 September 1869.

Di mana kala itu terjadi krisis keuangan yakni jatuhnya pasar emas Amerika Serikat.

Pasar saham jatuh bebas dan membuat semua orang bangkrut.

Pada era 1800-an, pemilik perkebunan dapat membeli pekerja yang diperbudak dengan harga diskon pada hari setelah Thanksgiving atau yang kini disebut Black Friday.

Kemudian istilah Black Friday ini muncul pada tahun 1924.

Sejak dimulainya Parade Thanksgiving Macy, hari Jumat setelah Thanksgiving, istilah Black Friday secara tidak resmi digunakan untuk musim belanja liburan.

Sejarah Black Friday memang tidak secerah diskon yang diberikan para penguasa.

Sejarah Black Friday Muncuk di Philadelphia

Pada era 1950-an, polisi kota Philadelphia menggunakan istilah itu untuk menggambarkan kekacauan yang terjadi pada hari setelah Thankgiving.

Diceritakan saat itu, sekumpulan pembeli dan turun pinggiran membanjiri kota.

Mereka datang sebelum pertandingan sepak bola Angkatan Darat vs Angkatan Laut yang diadakan setiap tahunnya.

Karena pertandingan sepak bola itu, polisi tidak dapat mengambil cuti karena harus bekerja shift ekstra panjang untuk menangani kerumunan dan lalu lintas.

Tak hanya itu, para polisi juga harus berurusan dengan kerusuhan banyak orang yang mencuri di dagangan di toko-toko secara besar-besaran.

Akibat peristiwa itu banyak penjual yang mengalami kerugian.

Kemudian pada 1961, istilah Black Friday populer di Philadelphia.

Para pedagang mencoba mengubahnya menjadi Big Friday untuk menghilangkan konotasi negatif Black Friday, namun upaya itu tidak berhasil.

Upaya untuk membuat konotasi positif pada Black Friday terjadi di akhir 1980-an.

Para pengecer berhasil menemukan cara membuat Black Friday menjadi sesuatu yang positif.

Sehingga kisah gelap Black Friday di Philadelphia sebagain besar dilupakan oleh masyarakat.

Baca Juga : Cara Mengetahui Lokasi Seseorang Lewat Whatsapp 2022

Sejarah Black Friday Jadi Hari Belanja Diskon Besar

Di akhir 1980-an, Black Friday dimanfaatkan oleh para pedang yang diubah menjadi istilah untuk memberikan penawaran menarik kepada pelanggan.

Dan hal itu ternyata memberikan dampak keuntungan besar bagi para pedagang.

Dalam catatan akuntansi, tinta merah artinya kerugian sementara tinta hitam artinya keuntungan.

Meski sejarah Black Friday masih belum diketahui pasti, hingga kini Black Friday selalu dijadikaan kesempatan bagi para pedagang untuk menghasilkan keuntungan besar.

Pelanggan pun turut senang menyambut Black Friday yang memberikan penawaran menarik.

Simak : Cara Menyalin Link IG Story, Reels, Hingga Profil Instagram